Evercoss a65 aka Android One pasca Marshmallow


Apa yang baru pada ponsel Android One pasca android marshmallow
Beberapa peningkatan pada ponsel android one pasca update ke android marshmallow :

-perbaikan pada kualitas hasil kamera, baik pada komposisi warna maupun kecepatan pengambilan foto.
-bisa dengan mudah mengatur akses background data untuk tiap aplikasi.
-bisa mengotimasi penggunaan baterai tiap aplikasi.
bisa mengatur notifikasi tiap aplikasi, termasuk memblokirnya bila perlu.
-bisa memilih untuk menjadikan micro sd card sebagai memory internal, dengan konsekuensi kartu tersebut   tak akan bisa dipakai di ponsel lain.
-perbaikan pada efektifitas baterai (mungkin juga disebabkan oleh beberapa pengaturan di atas)
-ada system UI tuner untuk men-tweak system UI (saat ini sekedar setting quick toggle dan persentase di tampilan baterai bar)
-manajemen memory lebih mendetail
-multi users dengan guest mode
adanya google now on tap
-kedua kartu SIM bisa berjalan di jaringan 3G secara bersamaan.
-app drawer pada google now launcher kini scroll vertikal atau atas-bawah.
-tampilan copy-paste text lebih mudah dipahami.

Dan masih ada beberapa perubahan lain yang mungkin belum saya rasakan beberapa hari setelah menggunakan android marshmallows.

Nexian Cappucino revisited


Lama setelah masa edarnya hilang, dan lama juga setelah saya memiliki ponsel nexian cappuccino untuk kedua kalinya baru saya menyadari beberapa kelebihan ponsel yang tergolong dumb phone alias tidak bersistem operasi ini.
Di antaranya adalah ponsel ini bisa menjalankan beberapa game seperti yang terdapat pada ponsel android semacam angry birds, fruit ninja dan talking tom.
Lalu ponsel ini bisa menjalankan aplikasi di latar belakang hingga bisa menjalankan aplikasi misalnya untuk mengambil screenshot tampilan layar. Berikut beberapa contoh hasil screenshot dari nexian cappuc
ino

image

image

Evercoss A65 One X aka Android One


Saya membeli ponsel satu ini karena ukurannya yang tak terlampau besar, hanya 4,5 inci, sebelumnya saya menggunakan ponsel berlayar 5,5 inci yang bagi saya untuk digunakan sehari-hari terlalu besar. Alasan lain memilih ponsel ini tentu saja dukungan resmi Google dan janji update OS-nya.

Meski spek yang ditawarkan biasa saja tapi bagi saya performa ponsel ini cukup gegas untuk pemakaian sehari-hari.

Speknya antara lain prosesor quad core, RAM 1 GB, kamera 5 Mp dan 2 Mp. Yang penting bagi saya selain harga yang cukup terjangkau, OS-nya telah menggunakan Android Lollipop 5.1.1.

Performa kamera biasa saja, tapi lumayan lah sudah dilengkapi fokus otomatis. Multi media lain seperti musik dan video lain juga biasa saja, tak menonjol namun juga tanpa kendala berarti.

Dilengkapinya ponsel ini dengan lampu LED untuk notifikasi cukup membantu sehingga tak perlu sering menyalakan layar bila hanya sekedar memeriksa apakah ada pesan atau chat masuk.

Ketersediaan asesoris seperti case dan baterai juga cukup mudah didapat meski harus dipesan via toko online.

Satu kekurangan ponsel ini seperti kebanyakan dialami ponsel android murah adalah ketahanan baterai yang kadang membuat cemas saat menggunakan. Saat dipakai baterainya dengan cepat terkuras habis, mengganggu kenyamanan penggunaannya.

Menatap ubur-ubur di temaram layar ponsel


Bila kita berbicara tentang personalisasi tampilan pada ponsel android seakan tiada habisnya. Ada berbagai elemen, bermacam kemungkinan yang bisa lakukan untuk mengubah tampilan android. Namun kadang yang diinginkan bukanlah sesuatu perubahan yang drastis dan ekstrim. Setelah mencoba bermacam launcher yang berbeda pada akhirnya saya menyerah dan kembali pada launcher bawaan ponsel saya. Sedikit membosankan sih memang, tapi ringan dan fungsional. Lalu saya teringat ke masa awal saya menggunakan android yang kala itu masih berjenis android eclair alias android 2.1. Salah satu personalisasi sederhana yang saat itu cukup menyenangkan adalah live wallpaper. Apaaa? Yah, memang solusi jadul, dan banyak yang bilang wallpaper bergerak semacam itu menghabiskan RAM dan baterai, tapi demi menghapus sedikit kebosanan rasanya tak ada salahnya dicoba.

Saya mulai mencoba beberapa live wallpaper. Tipe yang saya sukai adalah tema kehidupan di bawah air. Ikan? Aquarium? Terlalu mainstream! Sudah jamak dan membosankan.

Lalu saya menemukan ‘Live Jellyfish’. Agak sangsi saya saat melihat ukuran installer-nya yang hanya sekitar 500kb-an. Setelah saya coba install dan saya gunakan sebagai wallpaper ternyata bagus juga. Gerakan-gerakan lembut ubur-ubur berenang naik turun di layar ponsel terasa menenangkan bagi saya. Ditingkahi dengan latar belakang yang gelap dengan semburat warna-warni yang kalem. Ada beberapa tema preset yang akan mengubah warna cahaya di latar dan warna ubur-uburnya. Selain itu ada pengaturan manual sesuai selera. Secara umum ini adalah satu solusi personalisasi yang sangat sederhana namun cukup memberi kesegaran baru pada homescreen android saya.

screen_20150312_2042


Reboot atau restart mendadak pada ponsel android


Reboot atau restart mendadak pada ponsel android

Seperti telah saya tulis di postingan saya sebelumnya tentang ponsel Polytron W7550 lite saya cukup puas dengan performa ponsel tersebut dan sisa RAM tersedia pada penggunaan sehari-hari yang tak pernah di bawah 300 MB (sepertinya). Namun minggu ini untuk pertama kalinya ponsel saya tersebut mengalami beberapa kali random reboots atau mendadak restart/reboot tanpa sebab jelas. Saya sendiri kurang mengerti kenapa hal itu bisa terjadi. Karena itu saya mencari tahu apa saja yang bisa menyebabkan ponsel android restart mendadak secara acak sebagai berikut :

Baterai ponsel tak terpasang dengan baik pada tempatnya. Bisa jadi karena meletakkan kurang pas pada tempatnya atau ada masalah pada konektor baterainya.

Aplikasi. Aplikasi tertentu terutama aplikasi yang kurang jelas kualitas maupun muatannya bisa saja menyebabkan ponsel restart mendadak secara acak. Bisa jadi kompatibilitas aplikasi tersebut memang kurang dengan ponsel Anda, atau aplikasi tersebut tak dibuat dengan baik atau bisa jadi memang bermuatan fitur tak jelas semacam virus, adware, malware atau yang lain.

Terlalu panas. Beberapa ponsel dilengkapi fitur yang secara otomatis mematikan ponsel bila si ponsel terlalu panas. Penggunaan ponsel secara berlebihan atau kondisi sinyal operator yang tidak baik bisa menyebabkan ponsel menjadi terlalu panas hingga mati mendadak.

System software ponsel mengalami kerusakan juga bisa menyebabkan ponsel sering restart secara acak. Untuk pengguna yang gemar mengoprek ponselnya mulai dari me-root hingga mengubah-ubah system files-nya ada baiknya untuk berhati-hati karena bisa memicu seringnya ponsel restart mendadak.

Bila hal-hal tersebut di atas bukan penyebab ponsel sering restart, maka hampir bisa dipastikan ada kerusakan pada komponen perangkat keras ponselnya. Bila hal ini yang terjadi sepertinya tak ada pilihan lain kecuali membawa ponsel ke service center resmi untuk mendapatkan perbaikan (kecuali Anda memang bisa dan terbiasa mereparasi sendiri ponsel).

Pada kasus ponsel Polytron W7550 lite saya sih lebih curiga ke aplikasi atau file system yang bermasalah. Karena sebelum terjadi beberapa kali restart tersebut saya sempat menginstal aplikasi penghalau iklan. Walau sekedar kecurigaan setelah ponsel saya bersihkan dan saya master reset nampaknya belum ada gejala random reboots lagi pada ponsel saya. Semoga tak ada lagi deh 🙂

Perjumpaan singkat dengan Lumia 535


Pada hari ini saya memperoleh kesempatan untuk berjumpa secara singkat dengan satu seri ponsel Windowsphone yaitu Microsoft Lumia 535. Jujur saja sebenarnya sudah agak lama saya ingin beranjak dari android ke windowsphone. Karena itu ketika ada kesempatan untuk menjajalnya saya sangat bersemangat.

Yang saya harapkan dari windowsphone bila dibanding dengan android adalah kesan ringan dalam menjalankan aneka aplikasi.

Saat pertama menyalakan ponsel lumia 535 baru ponsel akan otomatis malakukan instalasi entah setting atau mungkin aplikasi bawaan. Yang jelas kita harus menunggu proses instalasi itu karena prosesnya tidak bisa diganggu gugat. Lalu masuk ke proses sign in akun microsoft juga entah kenapa sulit sekali, berkali-kali gagal di tengah jalan. Tampaknya proses sign in pertama kali membutuhkan koneksi internet yang benar-benar lancar. Di sini saya mulai berpikir apa bedanya menggunakan android dengan windowsphone, tetap saja rakus koneksi dan kuota data. Padahal tampilan user interface di windowsphone relatif sangat sederhana.

Oh ya, sebenarnya tampilan UI-nya yang sederhana ini juga adalah salah satu daya tarik lain bagi saya untuk menggunakan windowsphone. Tapi setelah beberapa saat menggunakan entah kenapa saya merasa amat sangat bosan dengan keminimalisan UI ponsel Lumia 535 ini.

Lumia 535 ini sudah preinstalled dengan aneka aplikasi yang sedang tren saat ini seperti Path, BBM, Facebook dan lain sebagainya. Jadi untuk pengguna yang maniak jejaring sosial pun akan terbantu karena tak perlu menginstal banyak lagi aplikasi terutama untuk kebutuhan media sosial.

Secara performa Lumia 535 tidak bisa dibilang smooth dalam menjelajahi menu, peralihan antar menu dan sub menu kadang ada jeda sepersekian detik yang memberi kesan patah-patah. Ini diperparah dengan ada semacam kesan kesat pada permukaan layarnya saat disentuh. Jujur bila melihat bandrol harga yang ditawarkan ada banyak ponsel android di luar sana yang performanya lebih smooth dengan harga sama atau bahkan lebih murah.

Satu hal positif yang saya ingat dari ponsel ini adalah kamera belakangnya yang nenghasilkan foto yang relatif baik. Dari sisi baterai Lumia 535 ini juga cukup lumayan dengan kapasitas 1900 mAh.

Yang jelas setelah mencoba ponsel ini saya jadi berpikir agaknya beralih ke ponsel ber-OS windowsphone saat ini belumlah waktu yang tepat bagi saya.

Polytron W7550 lite


Setelah bosan memakai yang mini (tepatnya mata saya makin lama makin terasa pedas memandangi layar mini ber-resolusi rendah) kembali saya beralih ke ponsel berukuran layar 5.5″. Meski resolusi layarnya sekedar qHD alias 540×960 pixels, bagi saya cukup nyaman untuk dipandang berlama-lama. Sensitivitas terhadap sentuhan baik dalam arti cukup peka tanpa berlebihan. Tak ada gejala aneh utamanya saat harus mengetik cepat seperti pada beberapa ponsel murah merk lain.

Ponsel pilihan saya kali ini adalah Polytron W7550 lite dengan warna casing biru gelap yang menurut saya cukup elegan. Material casing juga tak licin dipegang, satu hal yang yang saya rasakan membuat cukup nyaman dalam penggunaan sehari-hari, terutama mengingat dimensinya yang cukup besar.

Ponsel ini diotaki prosesor quadcore dan memiliki RAM 1GB. Spek tipikal untuk ponsel kelas menengah bawah saat ini. Performa sehari-hari lumayan. Untuk sekedar berjejaring sosial dan game ringan macam ‘Little Big City’ tidak ada kendala maupun gejala lag. Tak ada acara force close mendadak yang mengganggu. Free Ram biasanya berkisar 200-300 MB-an pada pemakaian normal. Setelah saya root dan saya instal greenify, buangin apps bawaan, free RAM berkisar 350 MB-an ke atas. Cukup lumayan mengingat sebelum ini saya sempat menggunakan Redmi 1s dan free Ram-nya sering sekali tinggal 150 MB-an atau bahkan di bawah 100 MB. OS kitkat 4.4.2 dengan UI standar nyaris tanpa personalisasi dari pihak Polytron. Hanya pada launcher ada 2 pilihan theme : yang satu dengan icon-icon standar bawaan android, satu lagi dengan icon ala touchwiz-nya Samsung. Tak masalah bagi saya, justru menurut saya yang seperti ini biasanya lebih ringan daripada ponsel dengan tampilan meriah semacam Xiaomi yang terasa berat untuk penggunaan sehari-hari.

Beralih ke sektor multi media ada kamera 5 MP dengan autofocus dan lampu flash di belakang dan 2 MP fixed focus di depan. Kualitasnya lumayan saja. Tidak terlalu bagus maupun jelek sangat. Untuk sekedar foto-foto untuk keperluan jejaring sosial sudah cukup bagus.

Namun ada satu kelemahan ponsel ini yang sangat fatal menurut saya yaitu baterainya. Berkapasitas 1900 mAh sepertinya kurang untuk ponsel berlayar 5.5″ meski dengan resolusi rendah. Untuk pemakaian standar jejaring sosial dan sedikit gaming baterai ponsel ini hanya bisa bertahan antara 6 hingga 8 jam. Kelemahan-kelemahan lain tak terasa semengganggu kelemahan dalam hal ketahanan baterai ini. Apa gunanya performa bagus bila sebentar-sebentar harus mencari colokan listrik?